Polusi udara bukan hanya buruk untuk pernafasan, tetapi ternyata juga
dapat menjadi salah satu faktor penyebab diabetes, demikian hasil
sebuah penelitian di Denmark.
Para
ilmuwan yang tergabung dalam penelitian tersebut menyebutkan polusi
udara yang biasa dijumpai di daerah perkotaan dapat memicu resiko
diabetes.
Peneliti melakukan penelitian dengan melihat data yang diambil pada
sekitar 52ribu masyarakat berusia 50-65 tahun yang tinggal di dua kota
terbesar di Denmark. Selama lebih 1 dekade, sekitar 3ribu orang (5,5%)
terdiagnosa diabetes untuk pertama kalinya.
Peneliti menemukan orang yang tinggal di daerah kota dengan kadar
nitrogen dioksida, senyawa kimia yang ditemukan pada asap knalpot
kendaraan, yang tinggi disinyalir sebagai penyebab orang berisiko
terdiagnosa diabetes hingga 4% dibandingkan dengan orang yang tinggal di
daerah berudara lebih bersih.
Hasil penelitian menjelaskan orang-orang yang terkena diabetes akibat
polusi udara kebanyakan pria berusia tua yang juga mengalami kelebihan
berat badan dan perokok aktif atau mantan perokok.
Hasil penelitian yang dipublikasikan dalam jurnal Diabetes Care juga
mengungkapkan polusi udara berdampak lebih besar pada orang-orang yang
lebih sehat, dimana resiko diabetes sekitar 10-12% menyerang pada orang
yang aktif dan tidak merokok.
Michael Brauer dari University of British Columbia, Kanada
mengungkapkan bahwa polusi udara memiliki efek yang sama dengan asap
rokok di pembuluh darah.
Brauer menjelaskan bahwa partikel-partikel polusi udara cukup kecil
untuk masuk ke dalam aliran darah, yang berkontribusi pada peradangan di
seluruh tubuh. Peradangan, pada gilirannya, dapat menyebabkan
peningkatan risiko serangan jantung, stroke, gagal jantung dan sejumlah
penyakit kronis termasuk diabetes dan asma.
Peneliti ini tidak serta hanya menyalahkan polusi udara sebagai
penyebab risiko diabetes. Namun, faktor-faktor lain yang kerap dialami
orang kota, seperti tingkat kemapanan dan stres bisa menjadi pemicunya.
Tidak ada komentar: